Minggu, 17 Februari 2019

Pil Sakit Perut



Sakit perut merupakan gejala yang timbul karena adanya kelainan di daerah pencernaan. Rasa sakit bisa terjadi di bagian perut atas, samping, tengah atau bawah. Penyebab terjadinya rasa nyeri karena adanya ketegangan, otot luka, penyumbatan saluran percenaan atau penghambatan energi vital di daerah lambung, usus, rahim dan kandung kemih.

Jika terasa nyeri di bagian perut atas berarti yang terganggu adalah lambung. Jika di perut tengah yang terganggu usus kecil atau limpha. Jika rasa sakit di pinggir perut berarti yang terganggu usus besar. Jika di perut bawah maka yang terganggu kandung kemih dan rahim.

Beberapa masalah yang bisa mengicu timbulnya sakit perut seperti masuk angin yaitu hawa dingin, lembab, yang menyerang meridian. Kemudian memasuki daerah perut mengganggu energi vital sehingga menyebabkan pencernakan terhambat sehingga tidak bisa menyalurkan dengan lancar dan menimbulkan sakit perut.

Sementara makanan yang berlebihan dan susah dicerna menyebabkan pencernaan terhambat. Makanan beracun maupun makanan yang merangsang menimbulkan luka juga bisa menyebabkan rasa sakit nyeri. Tak hanya itu stress, banyak berpikir atau merasa cemas dapat mengganggu energi lambung dan menyebabkan aktivitas lambung meningkat.

Pil Sakit Perut adalah obat herbal tradisional untuk membantu meredakan sakit perut, muntah ringan dan membantu pemeliharaan keehatan pencernaan dengan komposisi dari herbal pilihan yaitu: Herba pogostemonis, Radix angelicae dahuricae, Pericarpium citri reticulatae, Herba asari, Herba menthae, Rhizoma notopterygii, Radix platycodi, Radix saposhnikoviae, Radix glycyrrhizae dan Peppermint oli

Untuk urusan sakit perut Pil Sakit Perut adalah obat herbal tradisional yang paling Pas.



Tim Mahasiswa Unpad Bikin Penghilang Bau Kaki dari  Bahan Alami

Tim Mahasiswa Unpad Bikin Penghilang Bau Kaki dari Bahan Alami. Kredit: Unpad

TEMPO.COBandung - Pengalaman masalah bau kaki membuat tim mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) tergerak mencari solusi. Mereka membuat alat penghilang bau kaki dari racikan bahan alami.


Karya mereka menjadi juara favorit di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional Program Kreativitas Kemahasiswaan (PKM-K) ke-31 di Yogyakarta 2018.

Alat penghilang bau kaki itu dinamakan Perfect Deodorizer atau PeDe. Berbeda dengan produk serupa di pasaran yang berupa cairan semprot seperti parfum, PeDe berupa insole berukuran separuh telapak kaki.

ADVERTISEMENT

Berbahan polimer anorganik, alat itu ditempelkan di bagian dalam sepatu yang tertutup atau terbuka, juga bisa untuk sandal. Insole itu mengandung racikan minyak aroma terapi dari bahan alami seperti tumbuhan herbal serta buah-buahan.

Tim mahasiswa pembuatnya yaitu Dede Putri Sriyani dan Dini Wahyuni (Administasi Bisnis), Ghina Izdihar dan Dini Oktaviani (Kimia), serta Muhammad Ihsan (Manajemen Komunikasi). Pembimbing tim itu dosen Desi Harneti Putri Huspa. "Idenya berawal dari bau kaki saya," kata Dede Putri, Ahad, 17 Februari 2019.

Menurutnya tiap kali membuka sepatu wanita yang dipakainya untuk kuliah, aroma tak sedap menguar dari kakinya. Semprotan parfum gagal mengatasi. "Kalau ke rumah teman harus cuci kaki dulu," ujarnya.

Dari hasil survei yang tim lakukan ke 200 orang, mayoritas responden mengaku punya pengalaman bau kaki dan tidak tahu cara mengatasinya. Guna mengetahui aroma penghilang bau kaki, tim mencari wangi yang banyak disukai orang di toko parfum. "PeDe bisa dipakai minimal selama lima hari hingga seminggu lebih, tergantung kondisi kaki pemakai," ujar Dede.

ADVERTISEMENT

Anggota tim yang meracik bahan alami penghilang bau kaki itu mahasiswa Kimia Unpad. "Bahan alami yang digunakan seperti ekstrak minyak dari jeruk nipis, bunga melati, sereh, dan lavender," ujar Dede.

Kini ada empat varian aroma yang mereka buat, yaitu Bergemot Orange, Lemongrass, Jasmine, dan Peppermint + Lavender. Produk dari riset yang didanai Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi itu mereka jual secara online dan di beberapa toko. Harganya Rp 20 ribu.


Minum Teh Hijau hingga Urine Sapi, 4 Cara Ini Bisa Sembuhkan Kanker Darah?

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, perhatian publik tertuju pada penyakit kanker darah yang diderita oleh Ani Yudhoyono. Warganet juga berbondong-bondong mencari tahu tentang gejala hingga pengobata

Selain pengobatan medis yang biasa ditempuh oleh banyak orang, ada pula yang menerapkan metode penyembuhan dengan menggunakan beberapa jenis obat herbal, yang disinyalir mampu mengobati kanker darah.

Berikut informasi obat herbal untuk mencegah dan mengobati kanker darah tersebut, dikutip dari berbagai sumber.

 

 



1. Teh Hijau

Dilansir dari situs Huffington Post pada Jumat (15/2/2019), beberapa penelitian tentang populasi di Asia Afrika telah menemukan bahwa teh hijau dapat mengurangi risiko leukimia.

Menurut studi epidemiologi, di antara penduduk perkotaan bagian barat daya Taiwan, pengonsumsi teh hijau memiliki risiko leukimia yang lebih rendah.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Cancer, konsumsi teh hijau dengan dosis yang tepat dapat menurunkan potensi leukimia.

Ternyata, hal itu disebabkan oleh kandungan epigallocatechin-3-gallate (EGCG) dalam teh hijau yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan jenis teh lainnya. EGCG itu memberikan efek anti-kanker terhadap beragam jenis kanker.

Meskipun demikian, konsumsi EGCG dalam dosis banyak (4.000 miligram) tidak diperbolehkan, kecuali dengan pengawasan dokter. Begitu juga wanita hamil, yang dilarang meminum teh hijau atau suplemen EGCG.

Bagi yang ingin mengonsumsi teh hijau untuk mencegah atau mengobati kanker darah, pastikan hanya dua cangkir teh hijau setiap hari dan tidak sedang dalam kondisi mengandung.



2. Rumput Gandum

Mengonsumsi jus ekstrak rumput gandum atau wheatgrass sebanyak dua sendok makan tiap dua kali sehari, dianggap bisa menyembuhkan kanker darah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rucha Diwakar Gore, Sangeeta Jayant Palaskar, dan Anirudha Ratnadeep Bartake yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical and Diagnostic Research, rumput gandum muda dari tanaman gandum Tritcumaestivum linn, keluarga Poaceae (Gramineae) mengandung 41,4 persen penghambat sel OSCC --diamati pada 1.000 mikrogram per-mililiter.

Rumput gandum juga memiliki sejumlah nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, di antaranya adalah vitamin, mineral, asam amino, serta enzim-enzim vital yang memainkan peran penting dalam antikanker.

Tanaman itu juga disebut sebagai 'darah hijau', karena memiliki klorofil yang tinggi yang mampu menyuplai oksigen ke seluruh tubuh.



3. Gulma Laut Bermuda

Konsumsi dua sendok makan jus Cynodon dactylon atau gulma rumput laut bermuda sebanyak tiga kali sehari, dipercaya dapat mengobati kanker darah.

Menurut sebuah hasil penelitian yang diterbitkan dalam South Asian Journal of Cancer berjudul "Anticancer activity of Cynodon Dactylon L. Root Extract Against Diethyl Nitrosamine induced Hypatic Carcinoma" dikatakan bahwa ekstrak metanol 

dari tumbuhan ini memiliki sifat antikanker yang signifikan.

Hal tersebut didapatkan dari hasil uji enzim antioksidan mengenai peningkatan aktivitasglutathione peroxidase (GPx), glutathione-S-transferase (GST), dan katalase (CAT).




Menurut sebuah hasil penelitian yang diterbitkan dalam South Asian Journal of Cancer berjudul "Anticancer activity of Cynodon Dactylon L. Root Extract Against Diethyl Nitrosamine induced Hypatic Carcinoma" dikatakan bahwa ekstrak metanol dari tumbuhan ini memiliki sifat antikanker yang signifikan.

Hal tersebut didapatkan dari hasil uji enzim antioksidan mengenai peningkatan aktivitasglutathione peroxidase (GPx), glutathione-S-transferase (GST), dan katalase (CAT).

5 dari 5 halaman

4. Urine Sapi

Sebuah situs Herbpathy merilis informasi bahwa urine sapi yang diminum dua kali sehari dapat mengobati kanker darah. Begitu pula menurut mitos yang beredar, yang salah satunya sempat menggegerkan warga di India.

Namun, menurut informasi dari media India, CNN-News18 yang telah melakukan wawancara terhadap Venkatraman Rashakrishnan, seorang profesor di bidang Medical and Pediatric Oncology(onkologi medis dan pediatrik), air seni hewan tersebut tidak terbukti mampu mengobati kanker darah.

"Tidak ada bukti ilmiah untuk itu (kencing sapi). Rekan-rekan ahli kanker saya dan saya sendiri belum melihat seorang pasien yang secara eksklusif mengkonsumsi urine sapi dan dia sembuh total dari kanker," kata Rashakrishnan. Fakta ini pun dibenarkan oleh Dr. Amit Agarwal, ahli onkologi di New Delhi India.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar