Minggu, 26 Januari 2020

Resep Kulit Risoles. Lembut Tanpa Telur.

Resep Kulit Risoles. Lembut Tanpa Telur.




Bahan-bahan:

250 gr tepung terigu3 sdm tepung tapioka/kanji700 ml susu cair (kalau mau ekonomis bgt bisa dibuat encer aja)3 sdm minyak1/2 sdt garam1/2 sdt merica bubuk1/2 sdt kaldu bubuk

Langkah Membuat:

1. Campur semua bahan risoles. Aduk rata pake whisk atau bisa juga dimixer bentar cukup sampai rata.


2. Saring adonan sekali supaya halus & tidak bergerindil.


3. Panaskan teflon/wajan kwalik. Oleskan dengan sedikitt minyak pake kuas aja. Kecilkan api, tuang 1 sendok sayur adonan. Tunggu tidak lengket baru angkat ya, tidak perlu dibalik. Lakukan sampai adonan habis.


4. Jadi deh..


5. Tekstur kulit lembut dan lentur walau tanpa telur

Selasa, 21 Januari 2020

Kontak Mata dengan Bayi Tingkatkan Kecerdasan Otak



 

Kontak Mata dengan Bayi Tingkatkan Kecerdasan Otak


Ilustrasi bayi berbicara dengan ibunya.

 - Banyak cara dilakukan orang tua untuk menstimulasi kecerdasan bayi dan membantu mereka belajar bicara.

Memperdengarkan musik sejak mereka masih di dalam kandungan, memberi mainan edukatif, membacakan buku, juga tak lupa menyiapkan aneka makanan bergizi agar nutrisi untuk otak terpenuhi.

Namun banyak yang lupa atau tidak menyadari, ada hal sederhana yang tak kalah penting dalam pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan otak, juga kemampuan komunikasi anak: kontak mata. 
Dahulu ilmuwan meyakini, ketika Anda berinteraksi dengan bayi, detak jantung dan emosi Anda akan menjadi sinkron dengan bayi Anda.

Namun ternyata tidak hanya sampai di situ. Studi terbaru para ilmuwan di Cambridge, Inggris, yang dimuat dalam jurnal penelitian ilmiah di Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat, mengungkap, hal sesederhana kontak mata dengan bayi bermanfaat besar bagi kecerdasan dan kemampuan komunikasi anak.

Dalam penelitian terhadap 36 bayi menggunakan elektroensefalografi (EEG), alat untuk merekam aktivitas elektrik di otak, terlihat bahwa ketika bayi melakukan kontak mata dengan ibu mereka, gelombang otak mereka akan selaras dan menjadi sinkron. Dalam kondisi gelombang otak seperti itu, bayi akan melakukan usaha lebih besar untuk banyak mengeluarkan suara. 
Victoria Leong, yang memimpin penelitian ini, menjelaskan, “Ketika orang tua dan bayi saling menatap, mereka menyampaikan sinyal tentang kesediaan dan keinginan mereka untuk saling berkomunikasi. Mekanisme ini akan mempersiapkan orang tua dan bayi berkomunikasi dengan menyelaraskan kapan harus bicara dan kapan harus mendengar, sehingga membuat proses belajar (bicara) lebih efektif,” kata Leong dalam wawancara dengan The Telegraph.

Selasa, 07 Januari 2020

Peneliti Temukan Cara Membuat Sel Tubuh Manusia Kembali Muda



Peneliti Temukan Cara Membuat Sel Tubuh Manusia Kembali Muda

Peremajaan sel (Foto: RT)

PERTUMBUHAN usia sejalan dengan sel tubuh yang menua. Penuaan pada sel tubuh tentu saja menurunkan kinerja sistem. Maka tak heran bila tak sedikit orang yang melakukan berbagai cara guna mencegah terjadinya penuaan agar tubuh tetap bisa berfungsi dengan baik.

Beruntung, para ilmuwan kini menemukan cara untuk membuat sel tubuh yang sudah tua menjadi muda kembali. Peneliti di University of Exeter dan University of Brighton menemukan cara yang dapat meremajakan sel tua.

Nantinya sel-sel tua itu akan menghentikan siklus pertumbuhan alami sehingga mulai membelah lagi. Eksperimen menemukan, cara ini tak hanya membuat seseorang terlihat lebih muda, tetapi sel tubuh juga berfungsi seperti orang muda.

“Ketika saya melihat beberapa sel dalam percobaan dapat meremajakan diri, saya tidak bisa mempercayainya. Sel tubuh yang menua tersebut terlihat seperti sel muda, bagaikan sihir. Saya kemudian mengulangi percobaan beberapa kali dan dalam setiap percobaan selalu ada sel yang diremajakan. Saya sangat senang dengan implikasi dan potensi penelitian ini," ujar salah seorang peneliti, Dr Eva Latorre seperti yang Okezone kutip dari RT, Selasa (7/1/2020

Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya. Berdasarkan data, terungkap ada gen 'splicing factor' yang mati seiring bertambahnya usia manusia. Para peneliti kemudian mencoba menemukan cara untuk menghidupkan dan menyambungkan kembali gen yang mati itu melalui bahan kimia.

Menurut para peneliti, harapan dari cara ini adalah tubuh akan mengalami lebih sedikit degenerasi sel yang datang seiring dengan penuaan. Dengan begitu, penyakit di usia tua seperti stroke, penyakit jantung, dan penyakit lainnya bisa dikurangi dengan peremajaan sel. Terlebih prevalensi penyakit-penyakit tersebut sekarang ini semakin meningkat.


“Hasil temuan ini menunjukkan ketika sel-sel lama diperlakukan dengan molekul yang mengembalikan tingkat faktor splicing, maka sel-sel tersebut dapat kembali berfungsi seperti sel-sel tua," kata pemimpin tim penelitian, Profesor Lorna Harries.

 Peremajaan sel

Peremajaan sel yang menua dapat pula memperpanjang telomere. Di sisi lain, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk peremajaan sel yang menghambat penuaan. Terutama yang menyangkut penetapan potensi sebenarnya untuk mengatasi efek degeneratif penuaan

Daun bawang, si kecil yang ampuh cegah penyakit jantung



Daun bawang, si kecil yang ampuh cegah penyakit jantung

Ilustrasi daun bawang. shutterstock

   

Viralkan - Daun bawang biasanya paling sering Anda temui sebagai bahan garnish makanan atau penambah aroma makanan. Meski memberikan aroma makanan lebih sedap, sayangnya ada beberapa orang yang tidak suka dengan si kecil ini. Sebab daun bawang dianggap mampu membuat napas dan bau badanjadi bau.

Padahal, tahukah Anda bahwa daun bawang rendah kalori serta kaya vitamin? Dilansir dari boldsky.com, daun bawang kaya akan vitamin A, C, B2 atau timin, dan vitamin K. Selain itu daun bawang juga mengandung tembaga, fosfor, magnesium, kalium, kromium, serta mangan. Itulah sebabnya daun bawang mampu memberikan manfaat super sehat untuk tubuh Anda, termasuk meningkatkan kesehatan jantung.

Masih dari penelitian ini, disebutkan bahwa daun bawang sangat baik untuk kesehatan jantung Anda. "Tingginya kandungan vitamin C di dalam daun bawang membantu dalam mencegah kerusakan DNA sehingga menghambat radikal bebas. Selain itu vitamin C juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dalam tubuh yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung."

"Selain itu kandungan sulfur dalam daun bawang juga mampu mengurangi risiko penyakit jantung koroner

Keju, senjata baru untuk lawan sel kanker

Keju, senjata baru untuk lawan sel kanker

ilustrasi keju. imgarcade.com

ViralkanKeju, makanan yang berasal dari fermentasi susu segar ini telah memberikan banyak ulasan terkait dengan kesehatan. Kali ini para peneliti menambahkan satu daftar manfaat baru makanan lezat ini bagi kesehatan kita. Menurut sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Journal of Antimicrobial Chemotherapy ini menunjukkan manfaat keju untuk melawan 30 jenis kanker.

Melansir dari medicaldaily.com, studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Michigan School of Dentistry mengaitkannya dengan pengawet alami dalam keju yang disebut sisin. Ini adalah bubuk berwarna dan berasa yang biasanya tumbuh dalam keju baik jenis brie, camembert dan cheddar dan juga pada beberapa produk susu lainnya.

Sebuah penelitian terdahulu terkait tentang nisin juga pernal dilakukan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa nisin dalam jumlah tinggi memberi efek positif bagi kesehatan mulut. Para peneliti mengukur kuantitas makanan dengan kisaran 0,25-37,4 mg. Melanjutkan temuan tersebut, penelitian terbaru ini menggunakan nisin murni dengan dosis 800mg dalam bentuk milkshake. Milkshake ini kemudian diujicobakan pada tikus yang mengidap tumor leher.



Setelah sembilan minggu, pengobatan nisin ternyata mampu membunuh sekitar 70-80 persen sel-sel kanker. para peneliti juga menemukan bahwa nisin juga membantu melawan bakteri MRSA. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri yang menyebabkan infeksi berbahaya dan bahkan bisa sebabkan kematian.

Para peneliti mengungkapkan bahwa hingga kini belum ada bakteri pada hewan atau manusia yang resistensi terhadap nisin. Ini berarti nisin dapat diuji sebagai jenis pengobatan. Penemuan ini mendukung potensi penggunaan nisin untuk mengobati resistensi antibiotik, penyakit periodontal dan kanker.

Nisin bekerja dengan satu atau dua tembakan, mengikat bakteri dan bekerja sebelum resistensi antibiotik memiliki kesempatan untuk bertindak. Bakteri resistensi antibiotik bisa dikatakan cukup sulit untuk diobati. Nisin dalam hal ini bekerja menghanscurkan koloni bakteri yang bekerjasama untuk menghentikan antibiotik. Dan jika manusia diberikan dalam bentuk milkshake, ini akan memberikan manfaat 20 kali lipat dibandingkan dengan nisin yang ditemukan dalam keju.

Sayangnya, penelitian ini masih diujicobakan pada tikus. Jadi, ini masih terlalu dini untuk memastikan nisin bekerja dengan cara yang sama pada manusia

Minggu, 05 Januari 2020

Wanita Berpayudara Besar Berisiko Alami Flu Lebih Parah, Ini Alasannya

Wanita Berpayudara Besar Berisiko Alami Flu Lebih Parah, Ini Alasannya

Penelitian menemukan wanita dengan payudara besar lebih berisiko mengalami flu parah.

Payudara perempuan. (shutterstock)

Viralkan Wanita yang memiliki dada lebih rata tak perlu minder dengan orang dengan dada berisi. Ternyata bentuk dada seseorang bisa membaca risiko mereka ketika mengalamiflu atau pilek.

Sebuah penelitian, dilansir dari The Sun, menemukan wanita dengan payudara besar justru menderita pilek atau flu lebih buruk daripada mereka yang memiliki dada rata.

Selain itu, wanita berpayudara besar juga lebih berisiko menderita infeksi pernapasan dua kali lebih lama dari yang berdada rata.

Biasanya, wanita yang berdada rata menderita pilek dan batuk hanya berlangsung selama 8 hari. Bahkan, mereka mungkin tidak perlu mengonsumsi antibiotik untuk meredakannya.

Sedangkan wanita dengan payudara besar memiliki kemungkinan 56 kali lebih besar mengonsumsi antibiotik untuk meredakan flu. Kondisi mereka yang lebih buruk saat flu ada kaitannya dengan lemak di payudara.

Ilustrasi menderita flu, pilek dan batuk. (Shutterstock)

Sebuah teori meyakini bahwa lemak pada payudara melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih sulit untuk pulih dari infeksi dada.

Para ilmuwan juga berpikir hormon leptin yang diproduksi di jaringan lemak dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh mungkin menjadi penyebabnya.

Hasil survei dari 400 wanita tentang tingkat keparahannya saat flu dan infeksi pernapasan lainnya, mereka mengaku menderita penyakit tersebut dalam kurun waktu 3 tahun.

Kesimpulan dari penelitian Polandia yang diterbitkan dalam jurnal Arc-hives of Sexual Behavior pun menyatakan adanya bukti bahwa ukuran payudara berhubungan positif dengan infeksi pernapasan.

Temuan Terbaru, Rajin Minum Teh Mampu Meningkatkan Kesehatan Otak

Temuan Terbaru, Rajin Minum Teh Mampu Meningkatkan Kesehatan Otak

Secangkir teh setiap hari rupanya memiliki efek kesehatan jangka panjang.

ilustrasi teko, teapot, ketel, minum teh [shutterstock]

ViralkanRajin minum teh selama ini diyakini membawa banyak manfaat baik bagi tubuh. Nah, sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa peminum teh reguler memiliki wilayah otak yang lebih baik dibandingkan dengan bukan peminum teh.

Dilansir dari Science Daily, tim peneliti membuat penemuan ini setelah memeriksa data neuroimaging dari 36 orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.

Mereka mengumpulkan data tentang kesehatan, gaya hidup dan kesejahteraan psikologis mereka. Para peserta lansia juga harus menjalani tes neuropsikologis dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Penelitian dilakukan dari 2015 hingga 2018.

Setelah menganalisis kinerja kognitif dan hasil pencitraan peserta, tim peneliti menemukan bahwa individu yang mengonsumsi teh setidaknya empat kali seminggu selama sekitar 25 tahun memiliki daerah otak yang saling berhubungan dengan cara yang lebih efisien. Baik itu teh hitam, teh oolong maupun teh hijau.

Penelitian ini dilakukan bersama dengan kolaborator dari University of Essex dan University of Cambridge, dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Aging pada 14 Juni 2019.

Ilustrasi minum teh panas dan kue atau roti (Pixabay/pompi)

"Hasil kami menawarkan bukti pertama dari kontribusi positif minum teh untuk struktur otak dan menyarankan bahwa minum teh secara teratur memiliki efek perlindungan terhadap penurunan terkait usia dalam organisasi otak," jelas ketua tim Asisten Profesor Feng Lei, yang berasal dari Departemen Kedokteran Psikologi di Sekolah Kedokteran NUS Yong Loo Lin.

Selain kesehatan otak, studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa asupan teh bermanfaat bagi peningkatan suasana hati dan pencegahan penyakit kardiovaskular.

Bahkan, hasil studi longitudinal yang dipimpin oleh Asisten Prof. Feng yang diterbitkan pada 2017 menunjukkan bahwa konsumsi teh setiap hari dapat mengurangi risiko penurunan kognitif pada orang tua sebesar 50 persen.