Senin, 17 Juni 2019

Benarkah Pil KB Bisa Meringankan Gejala PMS?


Benarkah Pil KB Bisa Meringankan Gejala PMS?

Sindrom pramenstruasi (PMS) memengaruhi sebagian besar wanita di dunia. Bahkan hampir 90 persen wanita berusia produktif mengalami gejala PMS menjelang datangnya haid. Salah satu cara ampuh untuk meringankan gejala PMS adalah dengan mengonsumsi pil KB. Mengapa bisa begitu? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Apa itu PMS?

Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik dan emosional yang dialami oleh banyak wanita menjelang masa menstruasi setiap bulan. PMS biasanya dialami 1-2 minggu sebelum haid dan akan hilang dengan sendirinya saat menstruasi sudah dimulai.

Gejala PMS yang paling umum meliputi nyeri payudara, kembung, peningkatkan nafsu makan, muncul jerawat, mudah tersinggung, perubahan mood, rentan stres, dan lain sebagainya.

Bagi sebagian wanita, gejala PMS yang dialami terkadang ringan dan tidak terdeteksi. Akan tetapi, beberapa wanita lainnya mengalami gejala PMS yang berat dan sangat jelas terlihat, bahkan terkadang bisa sampai mengganggu kehidupan sehari-harinya.

Sampai saat ini para ahli belum mengetahui penyebab pasti dari PMS. Namun, mereka percaya bahwa PMS erat kaitannya dengan perubahan kadar hormon dalam tubuh.

Seminggu sebelum menstruasi dimulai, jumlah hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita akan mengalami penurunan drastis. Sedangkan saat menstruasi, kedua hormon tersebut justru akan mengalami peningkatan. Nah, perubahan hormon secara signifikan inilah yang menjadi akar keterkaitan dengan terjadinya PMS.

Pil KB mengatasi kekacauan hormon menjelang menstruasi

Pil KB merupakan kontrasepsi hormonal yang mengandung versi sintesis hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut bekerja untuk mencegah kehamilan dengan menghambat proses ovulasi (pelepasan sel telur selama siklus bulanan).

Sejatinya, wanita tidak bisa hamil jika tidak berovulasi. Proses ovulasi inilah yang menyebabkan banyak wanita mengalami serangkaian gejala PMS seperti rasa nyeri dan tidak nyaman menjelang periode menstruasi. Tidak hanya itu, kedua hormon tersebut bekerja untuk menstabilkan perubahan hormon yang terjadi secara drastis menjelang PMS.

Sayangnya setelah Anda tidak minum pil KB lagi, siklus di tubuh Anda pun akan kembali normal. Nah, hal ini yang membuat gejala PMS sangat mungkin muncul kembali setelah Anda berhenti memutuskan minum pil KB.

Meski begitu, Anda harus memahami bahwa pil KB bekerja dengan jangka waktu yang berbeda, dosis yang digunakan pun berbeda-beda tergantung produk yang digunakan. Konsultasikan dengan dokter terlebih dulu sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan atau menghentikan pemakaian pil KB, terlebih untuk meringankan gejala PMS.

Manfaat pil KB selain meringankan gejala PMS

Selain mencegah kehamilan dan meringankan gejala PMS, berikut ini beragam manfaat lain dari penggunaan pil KB yang harus Anda ketahui:

Tidak akan mengganggu aktivitas hubungan seksual dengan pasanganSiklus menstruasi lebih teraturMeringankan gejala kram dan nyeri menstruasi (dismenorrea)Tidak memengaruhi kesuburan (bisa memungkinkan hamil setelah berhenti minum pil KB)Meredakan jerawatMencegah kehamilan ektopikMenurunkan risiko endometriosisMengelola gejala Sindroma Ovarium Polikistik (PCOS)Menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium

Tidak semua wanita bisa mengonsumsi pil KB. Pasalnya, pil KB tidak direkomendasikan bagi Anda yang merokok atau yang berusia di atas 35 tahun. Selain itu, apabila Anda memiliki kondisi medis tertentu seperti gangguan pembekuan darah atau memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkendali juga tidak disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Selalu konsultasikan ke dokter terkait alat kontrasepsi terbaik sesuai dengan kebutuhan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar