Jumat, 18 Oktober 2019

Pemutih Nano dari Kulit Langsat

Pemutih Nano dari Kulit Langsat

Sentuhan teknologi nano pada ekstrak kulit langsat membuat daya pemutih yang berlipat ganda pada kulit. Selain aman, juga mampu memaksimalkan penyerapan bahan aktif serta melindungi kulit dari sengatan matahari.

Dalam hitungan menit, puluhan botol krim pemutih kulit berukuran 25mg karya Fitri Fauziah, Asma Hanifah, Annisa Tsalsabila, dan Rudi Sagala ludes diserbu pengunjung. Produk uji (tester) sukses memikat kaum hawa karena bisa membuat kulit menjadi lebih bersih, sehat dan ceria.

Kosmetika buatan empat mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) itu diklaim aman bagi kulit karena terbuat dari bahan alami. Menggunakan Teknologi nano, mahasiswa Departemen Fisika itu mengekstrak krim pemutih dengan kemampuan berlipat dibanding kosmetika biasa.

Menurut Fitri, dengan dibuat ukuran dalam bentuk nanometer (10-9m), daya interaksi ekstrak langsat pada permukaan kulit lebih efektif sebagai agen pencerah wajah. Produk kosmetik yang mengaplikasikan teknologi nano memiliki daya serap dan perlindungan yang tinggi dibandingkan kosmetikan konvesional. Partikel nano, beber Fitri, selain memaksimalkan penyerapan bahan aktif oleh kulit juga melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Karena terbuat dari bahan alami, yaitu limbah kulit langsat, pengguna krim ini akan terhindar dari bahan berbahaya yang menyebabkan kulit bernoda hitam dan pucat. Selain itu krim tidak berbau karena tidak ada penambahan parfum pada krim.

Fitri dan rekan-rekannya menggunakan ekstrak kulit langsat karena mengandung bahan aktif inhibator  tirosinase. Zat tersebut berfungsi mengendalikan zat melanin sehingga kulit tidak cepat kusam dan mengalami penuaan dini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit langsat ternyata mampu menyerap sinar ultraviolet (UV). Sinar UV sering menyebabkan efek pencokelatan pada kulit. Kemampuan ekstrak langsat menyerap sinar UV dapat menghalangi UV masuk lapisan kulit lebih dalam. LAngsat masih memiliki kekerabatan dengan dukuh. Umumnya langsat tidak disukai karena rasanya asam. Beberapa jenis langsat tidak kalah manis dibanding dukuh, antara lain langsat punggur yang berasal dari Desa Punggur Kecil di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Langsat yang bersal dari desa seluas 45,54 hektare itu yang sohor lantaran berasa manis dan menyegarkan.

"Kami menggunakan langsat dari Deas Punggur, karena desa ini merupakan sentra langsat terbesar di Tanah Air. Produktivitasnya mencapai 7-8 ton per pohon," ujar rekan Fitri, Asma Hanifah. Menurut Pengajar IPB, Siti Nikmatin, inovasi ini menambah informasi akan manfaat hasil kekayaan alam Indonesia. Kemajuan teknologi, seperti halnya teknologi nano, harus bisa mendorong pemanfaatan plasma nutfah Indonesia baik sebagai sumber pangan, obat-obatan, maupun kosmetika.

"Mahasiswa sudah berkontribusi untuk bangsa. Tinggal kini kalangan swasta atau industri berperan melakukan hilirisasi menjadi produk masal agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas sekaligus mendongkrak nilai tambahnya," ujar Siti

Kandungan Gizi Buah Langsat

Karena buah langsat merupakan salah satu buah yang kaya manfaat, maka tidak heran jika buah yang satu ini mengandung banyak gizi yang sangat baik bagi kesehatan. Dalam 100gram buah langsat terdapat Kalori (10 kal), Karbohidrat (13g), Mineral (0,7g), Protein (1g), Zat besi (0,9mg), Lemak (0,2g), Kalsium (18mg), dan Fosfor (9mg). Selain dapat dijadikan sebagai pencegah kanker, dengan mengonsumsi buah langsat juga ternyata berguna menangkal radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh polusi udara, makanan, dan melemahnya sistem imun dalam tubuh.

Obsesi Kaum Hawa

Menurut Ahli Kecantikan Kulit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Retno Iswari Tranggono, gencarnya iklan pemutih kulit dan banyaknya wanita terobsesi dengan warna kulit putih cerah. Sebanyak empat dari 10 wanita di Indonesia, malaysia, dan Hongkong menggunakan krim pemutih. Tidak sedikit diantara kaum hawa yang terjebak pada penggunaan kosmetika berbahaya, misalnya mengandung merkuri. Padahal kulit merupakan organ terbesar dari tubuh dan bertindak sebagai garis pertama pertahanan dalam memerangi infeksi dan penyakit.

"Oleh karena itu penting mengobati pigmentasi kulit dengan hati-hati, untuk mencegah kerusakan lapisan kulit dan menghindari masalh lebih buruk," ujarnya. Bahan tradisional sintetis seperti hydroquinine dan merkuri telah menjadi bahan utama yang digunakan dalam produk pemutih kulit. Keduanya digunakan dalam produk pemutih kulit. Keduanya mencerahkan kulit secara efektif yang bekerja dengan menghambat produksi melanin (pigmen kulit gelap) dalam jangka pendek. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa dalam jangka panjang bahan-bahan ini dapat menjadi racun. Selainitu jika digunakan untuk waktu yang lama secara terus menerus justru akan memberikan efek sebaliknya dari yang diharapkan. Reaksi bahan-bahan berbahaya pada kosmetika dengan sinar UV matahari, memicu peningkatan pigmentasi dan penuaan dini.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berhasil menemukan sejumlah bahan pemutih alami yang cukup efektif untuk mencerahkan kulit, tanpa efek samping yang berbahaya. Bahan-bahan ini dapat membantu pengguna untuk mencapai kulit lebih putih. Caranya, bisa dengan menyerap sinar UV yanga berbahaya dari matahari atau dengan menghambat produksi melanin dalam kulit yang menyebabkan pigmentasi gelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar