Sabtu, 30 Maret 2019

Anak Kurang Percaya Diri? Simak Mungkin Ini Penyebabnya



Anak Kurang Percaya Diri? Simak Mungkin Ini Penyebabnya

Namun, terkadang anak tumbuh kurang percaya diri.

Ilustrasi anak laki-laki. [shutterstock]

ViralkanPercaya diri adalah hal yang penting. Namun, terkadang anak tumbuh kurang percaya diri. 

Sebagai orangtua, kamu harus menyadari kesulitan anak sehingga anak memiliki kepercayaan diri yang pada akhirnya bermanfaat untuk dirinya.

1. Perlindungan berlebihan orangtua

Beberapa orang tua secara tidak sengaja menahan rasa percaya diri anak-anak dengan melindungi atau menjauhkannya dari kemandirian.

Anak ini mungkin percaya bahwa pikiran dan kemampuannya memiliki kekurangan dan dia membutuhkan bantuan untuk membuat keputusan dan mencoba hal-hal baru.

Orang tua juga dapat memproyeksikan kecemasan mereka sendiri pada anak, yang mungkin diasumsikan oleh anak dari waktu ke waktu.

Akhirnya, anak itu mungkin menjadi penakut dan takut karena terus menerus terpengaruh terhadap kecemasan orang tua.

Ilustrasi anak belajar (Unplash/Peter Hershey)

2. Perbandingan

Perbandingan dapat mengirim pesan negatif kepada anak.

"Perbandingan cenderung mengikis rasa percaya diri dan harga diri seorang anak karena dia tidak mendapatkan pesan bahwa dia mampu dan pintar," ungkap penulis dan pembicara Maureen Healy.

Ketika kamu menempatkan dua anak di samping satu sama lain dan menyoroti kekuatan satu anak terhadap kelemahan anak lainnya, anak itu pada akhirnya merasa diremehkan dan terluka.

3. Harapan yang tidak realistis

Anak juga memiliki tujuan. Namun, jika orang tua memaksakan harapan yang tidak realistis pada anak, ia mungkin akan berjuang untuk memenuhi harapan tersebut.

Ketika kegagalan terjadi, anak kemudian merasa tidak percaya diri karena tidak dapat membuat kemajuan yang diinginkan.

4. Kritik terus-menerus

Konsep diri yang positif memiliki ikatan langsung dengan kepercayaan diri.

Jika orang tua membesarkan anak dengan kritik yang terus-menerus, anak mungkin menerima pesan negatif tentang dirinya sendiri, menurut Pusat Konseling Universitas Illinois.

Hasil dari kritik yang berlebihan adalah anak tidak berpikir dia mampu, kuat, atau cukup pintar mengatasi tantangan dan mencapai tujuan.

.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar