Senin, 03 Desember 2018

Jinjit tak bisa sembuhkan strok, tapi ada manfaatnya

Jinjit tak bisa sembuhkan strok, tapi ada manfaatnya

Ilustrasi jinjit | Arman Novic /Shutterstock

Sejak beberapa hari lalu media sosial dan aplikasi pesan singkat diramaikan pesan berantai berisi info mengenai strok bisa disembuhkan dengan terapi sederhana yaitu berjinjit.

Dokter ahli telah membantah kebenaran info tersebut, nyatanya jinjit memang bermanfaat. Mari menyelisik.

Dalam info tersebut, seperti ditulis ulang Kompasiana, dikatakan bahwa berjinjit minimal 50 kali sehari bisa membuat Pak Rusdi (70), warga Bintaro Permai, Jakarta, sembuh dari kelumpuhan akibat strok yang dialaminya selama 10 tahun.

Bahkan, serangan jantung yang diderita Pak Rusdi juga ikut sembuh. Kini, ia rutin berlari dan jantungnya normal.

Manfaat menjijit, tutur pak Rusdi, didapatnya dari seorang terapis di Solo.

Lalu, dia pun mengaku sudah banyak menyebar info tersebut sejak sembuh beberapa tahun lalu pada kerabat serta sanak keluarga.

Hasilnya, “Banyak sekali yang sembuh,” katanya.

Menurut ahli bedah saraf, dr Roslan Yusni Hasan SpBS atau akrab disapa dr Ryu, terapi jinjit tidak bisa menyembuhkan penyakit stroke tidak benar.

"Itu ngawur banget, strok enggak akan sembuh dengan jinjit, tidak ada, itu terlalu jauh. Kalau kemudian arahnya ke olahraga, ya olahraga pun enggak akan menyembuhkan strok, hanya mencegah," ujarnya.

Namun, lanjut dr Ryu, memang ada kalanya seseorang bisa sembuh total dari strok tanpa perlu terapi.

"Strok itu jenisnya banyak, ada yang namanya TIA (Transient Ischemic Attack) yang akan membaik sendiri tanpa diobati. Enggak usah diapa-apain, setelah 24 jam strok itu akan menghilang tanpa meninggalkan gejala sisa," jelas dr Ryu dari RS Mayapada kepada detikHealth.

Menukil Mayo ClinicTIA atau disebut juga ministrok, adalah serangan mirip strok dengan gejala serupa, tetapi hanya berlangsung sementara dan tidak menyebabkan kerusakan permanen.

TIA, agak berbeda dari strok, terjadi lantaran suplai darah ke otak tersumbat untuk waktu yang singkat. Biasanya akibat penumpukan lemak dan kolesterol yang disebut plak (aterosklerosis) di arteri atau pembuluh darah lain.

Pada beberapa kasus, TIA ini semacam peringatan dini bahwa seseorang akan mengalami strok. Bahkan, satu orang bisa terserang lebih dari satu TIA dan sama seperti strok, keparahan gejalanya bergantung bagian otak mana yang terserang.

"Strok itu kan penyebabnya macam-macam jadi treatment-nya beda. Misalkan ada kerusakan di pembuluh darah otak, ada orang yang mendadak bisu karena strok, ada yang jadi lumpuh,” timpal dr Ryu.

Oleh sebab itulah, saat Anda atau seseorang mengalami gejala strok, waktu adalah hal yang paling berharga untuk mencegah gejala terlanjur berkembang.

Semakin cepat dibawa ke rumah sakit, semakin besar kemungkinan dokter menyelamatkan aliran darah dan sel-sel otak, dan semakin banyak sel otak terselamatkan, maka semakin tinggi peluang pulih.

Dr Ryu menambahkan, jika ada orang yang tiba-tiba sembuh dari strok kemungkinan besar bukan karena ia telah mengonsumsi atau melakukan aktivitas tertentu macam jinjit, melainkan karena TIA-nya.

“Jadi memang akan sembuh dengan sendirinya. Tapi memang kasus seperti ini agak jarang terjadi," terang dr Ryu.

Namun, bukan berati berjinjit tak punya manfaat.

Menurut ahli fisioterapi, Indra Lesmana, SKM, SFt.Mor., gerakan sederhana seperti berjinjit beberapa kali bisa membantu menghilangkan pegal pada betis dan paha. Cara ini bisa jadi solusi menangkal capek saat lama menunggu antrean.

Jinjit, kata dia, bisa merelaksasikan otot-otot yang tegang saat berdiri.

Apalagi jika Anda menjadikan jinjit sebagai rutinitas olahraga akan lebih banyak manfaat yang bisa didapat seperti mengecilkan betis, melatih otot-otot kaki, membakar lemak pada betis, dan mengencangkan bokong.

"Jinjit apabila kita lakukan dengan tujuan untuk olahraga sangat baik untuk melancarkan sirkulasi darah pada kaki dan mengencangkan otot-otot pada betis," ujar dr Indra.

Otot betis yang kuat bisa memperlincah langkah, meningkatkan kecepatan, dan stabilitas, juga melindungi Anda dari cedera. Hal ini juga jadi alasan mengapa hewan-hewan yang berjinjit seperti kuda dan rusa bisa berlari kencang, meski mereka kurang efektif saat berjalan.

Bahkan efek olahraga berjinjit bisa memberi manfaat jangka panjang terutama saat Anda bertambah tua.

Laman AZ Central menulis, seiring penuaan, orang dewasa menghadapi kemungkinan hilangnya massa otot dan kekuatan otot yang terkait usia, atau sarcopenia. Kondisi ini dimulai sejak usia 30 tahun.

Untuk menangkal risiko di masa tua, berjinjit sebagai olahraga ketahanan bisa jadi cara alami untuk membentuk dan meningkatkan kekuatan otot.

Selain itu, berjinjit bisa meningkatkan proprioception Anda.

Proprioception adalah kemampuan seseorang untuk merasakan gerakan di bagian tubuh. Kemampuan ini sangat baik dilatih sejak usia muda untuk mempertahankan keseimbangan, ketangkasan dan koordinasi di masa tua.

Akan tetapi, kendati bermanfaat jangan malah berlebihan. Posisi jinjit yang tidak benar dan dilakukan terus-menerus juga bisa berdampak negatif bagi kesehatan kaki.

“Tidak baik karena akan menyebabkan ketegangan otot atau keram pada kedua kaki," pungkas dr Indra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar