Senin, 17 September 2018

6 Ramalan Jayabaya Tentang Indonesia yang Jadi Kenyataan

6 Ramalan Jayabaya Tentang Indonesia yang Jadi Kenyataan

Jayabaya adalah Raja Kediri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Beliau terkenal dengan ramalan-ramalnnya yang ditulis dalam sebuah buku berjudul Ramalan Prabu Jayabaya. Isinya menceritakan keadaan Nusantara di masa mendatang.

Buku tersebut sudah ditulis selama ratusan tahun silam. Ramalan Jayabaya memang sangat fenomenal karena tafsir ramalannya hampir mendekati keadaan Indonesia sekarang. Berikut ramalan Jayabaya yang sudah jadi kenyataan sekarang di Indonesia.

1. Banyak para pemimpin yang korupsi

Foto: Info Akurat

“Akeh janji ora ditetepi, akeh wong nglanggar sumpahe dewe. Akeh menungso mung ngutamakke duwuit, lalu ke-menungsan, lali kebecikan, lali sanak lali kadang.”

Ramalan Jayabaya tersebut memiliki arti, “Akan banyak janji yang tidak ditepati, banyak orang melanggar sumpahnya sendiri, mereka hanya mengutamakan uang dan lupa dengan kemanusiaan, sikap baik, dan bahkan lupa dengan saudara dan asal usulnya.”

Ramalan ini jadi kenyataan sekarang bukan? Banyak para pejabat atau pemimpin yang menebar janji-janji manis. Mereka banyak berjanji hanya untuk mendapatkan suara dari masyarakat. Wajahnya tersenyum, perkataannya begitu manis, tapi hatinya tak lebih mulia dari kotoran hewan. Ketika mereka berhasil jadi pejabat, mereka melanggar semua janji yang pernah diucapkannya. Mereka malah mencuri uang rakyat, bukannya membantu mensejahterakan rakyat

Baca Juga: Ini 3 Aturan Ketat yang Bikin Pejabat China Takut Korupsi

2. Lepasnya penjajahan di Indonesia

Foto: Donisaurus

Dalam buku ramalan Jayabaya, pernah disebutkan akan datang bangsa berkulit kuning yang melepaskan Indonesia dari cengkraman bangsa berkulit putih. Bangsa berkulit kuning di sini adalah Jepang, sedangkan kulit putih adalah Belanda.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Indonesia baru lepas dari penjajahan Belanda ketika Jepang datang dan mengusir Belanda dari Nusantara. Kemudian Jepang menjajah Indonesia selama lebih dari tiga tahun, namun penderitaan yang ditimbulkan dari penjajahan tersebut sama-sama pahitnya.

3. Datangnya zaman penuh bencana di Nusantara

Foto: Tribun Medan

“Lindu ping pitu sedihno, lemah bengkah, pagebluk rupo-rupo.” Ramalan ini menjelaskan tentang zaman di mana banyak sekali terjadi bencana di Indonesia. “Gempa tujuh kali sehari, tanah pecah merekah, bencana macam-macam.”

Ramalan tersebut benar-benar terjadi sekarang. Gempa di Lombok kemarin adalah salah satu bukti kebenaran ramalan ini. Tanah pecah mengandung makna musim kemarau yang panjang dan banyak tanah yang tidak subur karena polusi.

4. Global warming

Sejak ratusan tahun silam, Jayabaya sudah meramalkan kedatangan global warming. “Akeh udoh salah mongso,” yang memiliki arti “Datangnya mangsa di mana hujan salah musim.”

Ramalan ini sejajar dengan kondisi iklim sekarang, terutama di Indonesia. Musim hujan sudah tidak pada tempatnya lagi dan bahkan tidak menentu. Perubahan iklim ini tentunya disebabkan oleh global warming yang tak lepas dari perbuatan manusia itu sendiri.

Baca Juga: Ramalan Rasulullah Tentang Akhir Zaman yang Jadi Kenyataan Sekarang

5. Banyak yang ingin kaya secara instan

“Akeh wong nyambut gawe apik-apik, pada krasa isin, luwih seneng ngapusi, wegah nyambut gawe,kepengen kepenak, ngumbar hawa nafsu angkara murka, ngedekke durhaka.”

Artinya: “Banyak orang yang punya pekerjaan baik-baik justru malu dan memilih untuk menipu, tak mau bekerja hanya ingin hura-hura, mengedepankan hawa nafsu syetan, memperbanyak dosa.”

Ramalan ini menceritakan bahwa akan banyak orang yang malu melakukan pekerjaan baik-baik dan lebih memilih untuk menipu agar bisa kaya dengan cepat. Sekarang banyak masyarakat Indonesia yang ingin cepat kaya hanya untuk mengutamakan gengsi dan mengumbar hawa nafsu mereka, meskipun mereka harus melakukan pekerjaan yang tidak baik. Contohnya saja korupsi.

6. Pendidikan dijadikan bisnis

Jayabaya pernah meramalkan bahwa di masa depan ilmu akan diperjual belikan layaknya barang dagangan. “Akeh wong ngedol ilmu (akan banyak orang menjual ilmu).”

Realitanya sekarang benar-benar terjadi di Indonesia. Di mana pendidikan sekarang hanya dijadikan ladang bisnis. Orang yang mau mencari ilmu harus membayar mahal, kalau tidak mereka tidak akan bisa mendapatkan ilmu. Istilah sekolah gratis hanya angan-angan saja.

Tak hanya ilmu pendidikan, ilmu agama pun banyak yang dijual. Sekarang banyak pemuka agama yang memperjualkan ilmu agama demi kepentingan mereka sendiri. Keterangan ini sama dengan hadist Nabi Muhammad SAW. Berikut bunyi hadistnya:

“Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Akan keluar pada akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka berpakaian di hadapan orang lain dengan pakaian yang dibuat daripada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan perkataan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala. Allah SWT berfirman kepada merea, “Apakah kamu tertipu dengan kelembutanKu? Ataukah kamu terlalu berani berbohong kepadaKu? Demi kebesaranKu, aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim (cendekiawan) pun akan menjadi bingung.” (HR 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar