Selasa, 18 September 2018

Tak Seindah yang Dibayangkan, Ini Pahitnya Kehidupan Para Ladyboy Thailand

Tak Seindah yang Dibayangkan, Ini Pahitnya Kehidupan Para Ladyboy Thailand

ladyboy 

Viralkan - Thailand merupakan negara Asia yang dikenal ramah soal orientasi seksual seseorang.

Tidak hanya orang dengan orientas seksual "lurus" yang bisa hidup di tempat itu.

Thailand dianggap memiliki nilai toleransi tinggi kepada kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Interseks).

Namun, tidak semua kenyataan yang selama ini kita ketahui sepenuhnya benar.

Bicara soal Thailand, negara ini berkaitan erat dengan kata "ladyboy" yang sering kita dengar.

Ladyboy sendiri adalah fenomena penyimpangan sosial di mana laki-laki berpenampilan seperti perempuan.

Di Indonesia sendiri masyarakat menyebutnya sebagai Waria atau Wanita Setengah Pria.

Orang Thailand menyebut ladyboy sebagai kathoey, yakni berasal dari bahasa khmer yang artinya laki-laki namun juga perempuan.

Sudah bukan rahasia umum kalau Thailand memiliki jumlah ladyboy yang terhitung sangat banyak.

Ternyata hal ini tidak lepas dari sistem kebudayaan dan kepercayaan mereka loh, Moms!

Kita kerapkali mendengar bahwa kaum ladyboy sangat diterima di Thailand.

Namun ternyata, yang terjadi di sana juga tidak jauh seperti ladyboy di Indonesia.

Dilansir oleh Intisari.id dari laman Scmp.com, kaum ladyboy di Thailand juga mendapatkan diskriminasi sama seperti di negara lain.

"Orang mungkin berpikir bahwa Thailandmenyediakan ruang terbuka untuk mengekspresikan identitas gender jika orang tersebut memiliki orientasi seksual LGBT.

Namun pada kenyataannya, sangat sulit untuk mengungkapkan identitas tersebut karena kami tidak memiliki dukungan hukum," ucap Kath Khangpinboon seorang aktivis LGBT.

Kath sendiri kehilangan pekerjaan sebagai dosen di Universitas Thammasat setelah Ia tersandung masalah gender.

Ternyata, hukum Thailand tidak melindungi komunitas LGBT dari diskriminasi.

Thailand juga tidak mengakui adanya pernikahan sesama jenis, dan seorang transgender tidak bisa mengubah jenis kelaminnya pada Kartu Identitas (KTP).

Diskriminasi juga merembet pada urusan pekerjaan, di Thailand seorang transgender akan kesulitan mencari pekerjaan.

"Banyak organisasi atau perusahaan yang tidak menerima transgender karena mereka terbias dan tidak melihat kemampuan yang dimiliki seorang transgender," ucap Kath.

Tercatat dalam sebuah laporan, bahwa LGBT di Thailand juga mendapatkan kesulitan untuk mengakses pendidikan, kesehatan, properti dan perlindungan hukum.

Bahkan, saat seorang transgender memutuskan untuk melakukan operasi kelamin, identitas dan dokumen resmi tentang riwayat aslinya harus dicantumkan.

Keberadaan ladyboy di Thailand tidak lepas dari kepercayaan yang mereka anut.

Mayoritas penduduk Thailand memiliki dan menerapkan ajaran Budha.

Dalam ajaran Budha sendiri seorang transgender dianggap sebagai orang-orang yang sedang menebus dosa.

Mereka percaya bahwa sebelum bereinkarnasi, seseorang harus melalui surga atau neraka tergantung pada kehidupan mereka sebelumnya.

Hukuman berat dijatuhkan pada mereka yang melakukan dosa berat dan kejahatan mengerikan.

Sedangkan mereka yang melakukan dosa kecil akan dihukum dengan memiliki anak laki-laki yang kemudian menjadi perempuan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar