Rabu, 31 Oktober 2018

Lion Air JT 610 Jatuh, Tak Gunakan Celana Pendek Bisa Selamatkan Nyawa saat Terbang

Lion Air JT 610 Jatuh, Tak Gunakan Celana Pendek Bisa Selamatkan Nyawa saat Terbang

Foto latar Facebook Lion Air Group sesaat setelah kecelakaan JT610 terjadi, Senin (29/10/2018) pagi di perairan utara Karawang. 

Viralkan -Jatuhnya pesawat Lion Air JT610 rute Jakarta - Pangkalpinang pada Senin (29/10/2018) di Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, tidak sedikit menimbulkan ketakutan orang-orang untuk naik moda tramsportasi ini.

Apalagi kasus kecelakaaan pesawat selalu memakan korban jiwa dalam jumlah banyak.

Tetapi menurut ahli, ada hal-hal yang bisa membantu kita untuk memastikan keselamatan ketika suatu kecelakaan pesawat terjadi.

Apa saja hal tersebut? Berikut 3 hal yang dapat menyelamatkan nyawa saat terjadi kecelakaan pesawat, dikutip dari Kompas.com.

1. Pakaian Bertahan Hidup

Maksud dari pakaian bertahan hidup adalah baju yang mudah dan praktis untuk bergerak dalam keadaan darurat.

"Bayangkan harus melarikan diri dari pesawat yang terbakar," ungkap Cynthia Corbett, spesialis faktor manusia di Lembaga Penerbangan Federal AS (FAA) dikutip dari Scientific American, Selasa (09/07/2013).

Artinya, menggunakan pakaian yang tepat saat akan menggunakan transportasi udara sangat perlu dilakukan.

Pakaian yang dianggap tepat misalnya saja celana dan baju berlengan panjang. Jenis pakaian ini bisa melindungi kulit kita dari api atau benda tajam.

Menurut laporan Badan Keselamatan Trasnportasi Nasional AS (NTSB), 68 persen penumpang tewas dalam kecelakaan pesawat diakibatkan oleh cedera karena kebakaran yang terjadi pasca-tabrakan.

"Kami lebih senang melihat Anda mengenakan sepatu bertali yang tidak mudah terlepas dan celana panjang," kata Corbett.

"Jeans juga bagus. Saya tahu itu akan sulit digunakan dalam musim panas, tapi celana pendek benar-benar berbahaya," imbuhnya.

2. Memilih Kursi

Sebuah analisis yang dipublikasikan dalam Popular Mechanics pada 2007 menunjukkan pentingnya memilih kursi dalam setiap penerbangan Anda.

 
Mereka menemukan bahwa penumpang yang duduk di bagian belakang pesawat secara signifikan lebih mungkin bertahan daripada penumpang yang duduk di bagian depan.

Analisis tersebut dihasilkan dari pengamatan terhadap kecelakaan pesawat fatal sejak 1971.

Hasil tersebut mengungkap, orang yang duduk di belakang sayap memiliki peluang 40 persen lebih besar untuk bertahan hidup daripada penumpang di bagian depan pesawat.

Meski begitu, tidak semua kecelakaan pesawat mengikuti pola ini.

Terlepas dari analisis tersebut, Profesor Ed Galea, insinyur keselamatan kebakaran di University Greenwich Inggis menemukan bahwa orang yang bertahan hidup dalam kecelakaan pesawat biasanya duduk di dekat lorong keluar.

Galea menetapkan bahwa kursi di lorong agak lebih aman daripada di dekat jendela atau kursi tengah.

3. Aturan 90 Detik

90 detik pertama pasca-kecelakaan pesawat adalah waktu paling krusial. Dalam waktu yang singkat ini, Anda perlu tetap tenang dan berusaha keluar dari pesawat dengan cepat.

Jika itu terjadi, peluang bertahan hidup akan jauh lebih besar.

Kebanyakan, dalam waktu awal ini, para penumpang justru mendapat serangan panik dan tidak bisa melepas sabuk pengaman mereka.

Ini mengapa dalam laporan NTSB, banyak korban kecelakaan pesawat ditemukan masih di kursi dengan sabuk pengaman mereka masih terikat.

"Itu sebabnya penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan, bahkan tanpa perintah," kata Corbett.

Alasan lain dari banyaknya korban saat kecelakaan pesawat adalah orang lebih fokus pada koper atau barang pribadi mereka.

Alhasil, Corbet mengatakan, kita mungkin terjebak di pesawat dengan barang-barang tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar